25 December 2010

Kita Sudah Dewasa

Saat itu menjelang subuh, ketika terdengar suara teriakan bayi yang baru saja keluar dari rahim ibunya. Air mata haru menyambut kehadiran bayi pertama mereka yang sehat dan tampan. Tangisan bayi tersebut seolah membangunkan matahari untuk segera bangun dari tidurnya dan segera menyambut pagi. Orangtuanya memberinya nama Ramadhan Fajar Pratama.

Setiap insan pasti punya alasan untuk hidup di dunia. Begitu juga dengan Rama, begitulah ia biasa dipanggil oleh kedua Orangtuanya. Rama tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Kedua Orangtuanya sangat menyayanginya dan menginginkan ia tumbuh menjadi anak yang tangguh, bijaksana dan bermanfaat bagi banyak orang. Orangtua Rama merasa perlu memberikan petunjuk dan bimbingan kepada Rama. Mulai saat itu, Rama disekolahkan di Sekolah terbaik di kota mereka tinggal.

Seiring dengan bertambahnya usia Rama, mulai menunjukkan perkembangannya. Nilai-nilai sekolahnya ada yang baik ada pula yang mengecewakan dengan alasan ia tidak mau berusaha karena ia tidak suka pelajaran tersebut. Hal ini sangat wajar bagi anak yang sedang tumbuh dan berkembang. Namun, Orangtua Rama sangat amat menyayangi Rama sehingga merasa perlu ikut andil dalam membimbing perkembangan Rama. Maka, mereka menyusun sebuah peraturan super disiplin demi kebaikan Rama.

Peraturannya seperti ini:

- Setiap kali Rama mendapat nilai bagus, maka Orangtuanya memberi Rama satu buah Permen.
- Setiap kali Rama mendapat nilai jelek, maka Orangtuanya memberi Rama satu buah Paku dan dicubit 1 kali.

Lalu, agar lebih disiplin, maka dibuat peraturan lapis kedua yang lebih tegas dan mungkin sangat ekstrim:

Setiap akhir tahun, ketika liburan sekolah, maka Orangtua Rama menghitung jumlah Permen danPaku yang dikumpulkan oleh Rama.

- Jika jumlah permen lebih banyak daripada paku, maka Rama diajak Orangtuanya pergi keDisneyland. Di sana Rama diperbolehkan bermain sesuka hatinya hingga puas tanpa kecuali apapun selama 3 hari penuh berturut-turut. As Rama Wish, it would be.

- Jika jumlah paku lebih banyak daripada permen, maka Rama dikurung di Kamar Mandi sempit dengan keadaan gelap agar Rama dapat merenung. Setelah 3 jam orangtuanya datang kemudian mencelupkan kepala Rama ke dalam bak mandi selama 15 detik sebanyak 3 kali dengan jeda 5 detik setiap kalinya. Hal ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut.

----------------------------------
Apa yang kemudian terjadi?
----------------------------------

Dengan tertulisnya peraturan tersebut, Rama sangat ketakutan mendapat hukuman Kamar Mandi sekaligus sangat menginginkan keberangkatannya ke Disneyland. Maka, mulai saat itu Rama sangat rajin belajar sehingga Rama selalu berprestasi. Hal ini terus terjadi dan Rama sangat senang karena setiap tahun ia selalu pergi ke Disneyland.

Rama tumbuh dan berkembang dengan peraturan tersebut hingga Rama menyelesaikan SMA nya. Saat Rama kuliah, Orangtuanya merasa peraturan ini sudah tidak diperlukan lagi karena Rama dianggap sudah cukup dewasa dan mengerti bahwa jika ia mudah menyerah, maka ia akan mendapatkan kesulitan dalam Dunia Nyata kelak. Dan jika selalu berusaha yang terbaik, maka kebaikan itu tentu untuk dirinya sendiri di Dunia Nyata kelak.

Maka sejak saat itu, selama kuliahnya Rama melakukan yang terbaik tanpa imbalan dan hukuman dari kedua orangtuanya. Rama tidak lagi mengharapkan Permen apalagi pergi ke Disneyland. Rama juga tidak takut mendapat cubitan dan Paku apalagi kurungan Kamar Mandi. Semua Rama lakukan atas dasar kesadaran bahwa semua yang ia lakukan adalah untuk dirinya sendiri kelak, bukan untuk kedua orangtuanya, bukan karena berharap imbalan dan bukan pula karena takut hukuman, namun untuk bekalnya menghadapi Dunia Nyata yang tentu jauh lebih panjang daripada masa Sekolah nya.

Kini Rama sudah Dewasa, bukan lagi anak kecil yang harus dipaksa untuk melakukan ini dan itu. Dalam hidupnya Rama selalu melakukan yang terbaik dalam apapun yang dilakukannya. Rama menjadi seorang yang amat sangat sukses dan terpandang dalam Dunia Nyata.

- The End -

--------------------------------------------------------------------------------------------

Ok, sekarang mari kita lihat cerita di atas. Tidak kah kita mirip dengan Rama? 
Coba kita baca ulang cerita di atas dan analogikan seperti ini:

Rama = Manusia
Orangtua = Tuhan
Permen = Pahala
Paku = Dosa
Disneyland = Surga
Kamar Mandi = Neraka
Sekolah = Bumi
Dunia Nyata = Akhirat

No comments:

Post a Comment